Pages

Yang muda Yang berkarya :)

Selasa, 12 Februari 2013

Tugas SekoLah



    TUGAS IPA TENTANG BIODIESEL DAN
                  
BIOGAS  


Di Susun OLEH :

~AGUNG SEDAYU~
~M.KUKUH APRIANTO~
~REVANDO~
~HAFIZH AKMALUDIN~
~IHYA ULUMUDIN~

Kelompok
VIII A











Ampas Kelapa, Bahan Baku Alternatif 
 
Pembuatan Biodiesel


          Kelapa (Cocos nucifera) adalah salah satu bahan baku potensial pembuatan biodiesel yang ketersediaannya di dalam negeri cukup melimpah. Akan tetapi, minyak kelapa merupakan komoditas yang berharga cukup mahal di pasar internasional, karena sangat dibutuhkan oleh industri oleokimia dan pangan. Untuk menghindari persaingan penyediaan/pengadaan minyak kelapa sebagai bahan baku kedua industri tersebut dengan produsen biodiesel, maka cara lain memproduksi biodiesel berbahan baku kelapa adalah dengan memanfaatkan minyak kelapa yang masih terkandung di dalam ampas kelapa.
Ampas kelapa merupakan hasil samping dari ekstraksi parutan daging kelapa untuk mendapatkan santan sebagai bahan baku pembuatan minyak kelapa. Kandungan minyak di dalam ampas kelapa berkisar 12,2 – 15,9% sehingga merupakan potensi yang besar untuk digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. Selama ini ampas kelapa hanya sebagian kecil yang dimanfaatkan, sisanya terbuang ke lingkungan sebagai limbah, dengan mengolahnya menjadi biodiesel akan meningkatkan dayaguna dari ampas  kelapa.
Pembuatan biodiesel yang umum dilakukan adalah dengan reaksi transesterifikasi/esterifikasi yaitu mereaksikan minyak nabati dengan metanol/etanol dan katalis. Sedangkan untuk membuat biodiesel dari ampas kelapa dilakukan dengan langsung mereaksikan ampas kelapa dengan metanol dan katalis, tanpa terlebih dahulu mengekstraksi minyak yang terkandung di dalam ampas kelapa, proses ini dikenal dengan reaksi transesterifikasi in situ.

Transesterifikasi in situ (ekstraksi dan transesterifikasi serempak) pertama-tama dilakukan oleh para ahli kimia analitik dalam upaya mempersingkat waktu yang diperlukan untuk menentukan komposisi asam-asam lemak yang dikandung biji-bijian sumber minyak. Keefektifan aplikasi transesterifikasi in situ pada ampas kelapa untuk pembuatan biodiesel diperoleh pada temperatur kamar, penambahan katalis kalium metoksida sebanyak 3-4% dan tanpa menggunakan penstabil katalis. Biodiesel yang dihasilkan memenuhi syarat mutu menurut SNI-04-7182-2006, dengan angka asam 0,359-0,388 mg KOH/g, kadar gliserol total 0,174-0,197%-b, kadar gliserol bebas 0,0028-0,0049%-b, kadar ester alkil 99,46-99,52% dan yield 35%.
           Pengembangan unit pengolah biodiesel berbahan baku ampas kelapa sebaiknya terintegrasi dengan industri pengolahan kelapa untuk kemudahan memperoleh bahan baku, biodiesel yang dihasilkan dapat langsung digunakan sebagai bahan bakar untuk menggerakkan mesin-mesin produksi pada industri pengolahan kelapa tersebut. (Patrik M. Pasang/Balitka)CARA MEMBUAT BIOGAS DARI KOTORAN HEWAN DAN                     SAMPAH RUMAH
Gas methan terbentuk karena proses fermentasi secara anaerobik (tanpa udara) oleh bakteri methan atau disebut juga bakteri anaerobik dan bakteri biogas yang mengurangi sampah-sampah yang banyak mengandung bahan organik (biomassa) sehingga terbentuk gas methan (CH4) yang apabila dibakar dapat menghasilkan energi panas. Sebetulnya di tempat-tempat tertentu proses ini terjadi secara alamiah sebagaimana peristiwa ledakan gas yang terbentuk di bawah tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Leuwigajah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, (Kompas, 17 Maret 2005). Gas methan sama dengan gas elpiji (liquidified petroleum gas/LPG), perbedaannya adalah gas methan mempunyai satu atom C, sedangkan elpiji lebih banyak.
Keuntungan teknologi ini dibanding sumber energi alternatif yang lain adalah: Menghasilkan gas yang dapat digunakan untuk kebutuhan sehari‑hari. Kotoran yang telah digunakan untuk menghasilkan gas dapat digunakan sebagal pupuk organik yang sangat baik. Dapat mengurangi kadar bakteri patogen yang terdapat dalam kotoran yang dapat menyebabkan penyakit bila kotoran hewan atau sampah tersebut ditimbun begitu saja.
Yang paling utama yaitu bisa mengurangi permasalahan penanggulangan sampah atau kotoran hewan menjadi sesuatu yang bermanfaat. Dengan teknologi tertentu, gas methan dapat dipergunakan untuk menggerakkan turbin yang menghasilkan energi listrik, menjalankan kulkas, mesin tetas, traktor, dan mobil. Secara sederhana, gas methan dapat digunakan untuk keperluan memasak dan penerangan menggunakan kompor gas sebagaimana halnya elpiji.
Biogas merupakan sebuah proses produksi gas bio dari material organik dengan bantuan bakteri. Proses degradasi material organik ini tanpa melibatkan oksigen disebut anaerobik digestion Gas yang dihasilkan sebagian besar (lebih 50 % ) berupa metana. material organik yang terkumpul pada digester (reaktor) akan diuraiakan menjadi dua tahap dengan bantuan dua jenis bakteri. Tahap pertama material orgranik akan didegradasi menjadi asam asam lemah dengan bantuan bakteri pembentuk asam. Bakteri ini akan menguraikan sampah pada tingkat hidrolisis dan asidifikasi. Hidrolisis yaitu penguraian senyawa kompleks atau senyawa rantai panjang seperti lemak, protein, karbohidrat menjadi senyawa yang sederhana. Sedangkan asifdifikasi yaitu pembentukan asam dari senyawa sederhana.
Setelah material organik berubah menjadi asam asam, maka tahap kedua dari proses anaerobik digestion adalah pembentukan gas metana dengan bantuan bakteri pembentuk metana seperti methanococus, methanosarcina, methano bacterium.
Perkembangan proses Anaerobik digestion telah berhasil pada banyak aplikasi. Proses ini memiliki kemampuan untuk mengolah sampah / limbah yang keberadaanya melimpah dan tidak bermanfaat menjadi produk yang lebih bernilai. Aplikasi anaerobik digestion telah berhasil pada pengolahan limbah industri, limbah pertanian limbah peternakan dan municipal solid waste (MSW).
Proses dekomposisi anaerobik pada dasarnya adalah proses yang terdiri atas dua tahap, yaitu :
1. Proses Asidifikasi (proses pengasaman)
Proses asidifikasi teradi karena kehadiran bakteri pembentuk asam yang disebut dengan bakteri asetogenik. Bakteri ini akan memecah struktur organik kompleks menjadi asam‑asam volatil (struktur kecil). Protein dipecah menjadi asam‑asam amino. Karbohidrat dipecah menjadi gula dengan struktur yang sederhana. Lemak dipecah menjadi asam yang berantai panjang. Hasil dari pemecahan ini akan dipecah lebih jauh menjadi asam‑asarn volaid. Bakteri asetogenik juga dapat melepaskan gas hidrogen dan gas karbondioksida.
2. Proses Produksi Metan
Bakteri pembentuk metan (bakteri metanogenik) menggunakan asam yang terbentuk darl proses asidifikasi. Selain itu juga terdapat bakteri yang dapat membentuk gas metan dari gas hidrogen dan karbondioksida yang dihasilkan dari proses pertama.
Ada tiga kelompok dari bakteri dan Arkhaebakteria yang berperan dalam proses pembentukan biogas, yaitu:
1. Kelompok bakteri fermentatif: Steptococci, Bacteriodes, dan beberapa jenis Enterobactericeae
2. Kelompok bakteri asetogenik: Desulfovibrio
3. Kelompok Arkhaebakteria dan bakteri metanogen: Mathanobacterium, Mathanobacillus, Methanosacaria, dan Methanococcus.


Sumber : Wikipedia Sains
Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

0 komentar

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 
Posts RSSComments RSSBack to top
© 2011 [S]edayu blog'[S] ∙ Designed by BlogThietKe
Released under Creative Commons 3.0 CC BY-NC 3.0